Padakegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik. 3. Penyimpanan produk selesai Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan. 4. Penjualan produk selesai. Skip to content Produk Zahir AccountingZahir ERPZahir HRZahir POSPOSXPOS RestoDagang & DistribusiRitelKontraktorJasaResto & Coffee ShopTravelManufakturNirlabaMinimarketAkuntansiBisnisKeuanganMarketingLainnya Tips & TrikMarketingEtos KerjaProfesi & KarirEkonomiEntrepreneurshipCoba Zahir, Gratis Harga Pokok Penjualan Pengertian, Rumus HPP, Contoh Home Β» Harga Pokok Penjualan Pengertian, Rumus HPP, Contoh Harga Pokok Penjualan Pengertian, Rumus HPP, Contoh Harga pokok penjualan adalah salah satu konsep dalam dunia bisnis. Konsep ini merujuk pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual kepada pelanggan. Mengetahui harga pokok penjualan HPP menjadi penting bagi perusahaan dagang karena dapat membantu dalam menentukan harga jual yang tepat untuk produknya. Dengan memahami HPP dengan baik, Anda dapat memaksimalkan keuntungan bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengambil keputusan yang lebih tepat dan akurat. Lantas, bagaimana cara menghitung HPP yang benar untuk memaksimalkan keuntungan bisnis Anda? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini. Pengertian Harga Pokok Penjualan HPPDaftar Isi1 Pengertian Harga Pokok Penjualan HPP2 Pentingnya Harga Pokok Penjualan HPP Untuk Menetapkan harga yang Mengukur Pengambilan keputusan Efisiensi Pengendalian Manajemen Perencanaan keuangan3 Komponen Harga Pokok Penjualan HPP Persediaan Awal Barang Pembelian Persediaan Akhir Barang Penjualan Bersih4 Cara Menghitung dan Rumus Harga Pokok Penjualan HPP Harga Pokok Penjualan atau HPP = Persediaan Awal Barang + Pembelian Bersih – Persediaan Barang Akhir5 Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Dagang, Barang, atau Jasa6 Tips Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP yang 1. Melakukan Perencanaan Produksi Agar 2. Mengedepankan Quality 3. Meningkatkan Penjualan7 Perbedaan Harga Pokok Produksi HPP dan Harga Pokok Penjualan HPP Faktor Faktor Proses Tujuan perhitungan HPP8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Pokok Penjualan HPP A. Bahan Baku Pengaruh Harga Bahan Baku terhadap B. Biaya Produksi Pengaruh Biaya Produksi terhadap C. Tingkat Produksi Pengaruh Tingkat Produksi terhadap D. Tingkat Persediaan Pengaruh Tingkat Persediaan terhadap HPP9 Kesimpulan Tentang Harga Pokok Penjualan HPP10 Cara Menghitung HPP Mudah dengan Aplikasi Keuangan dan Software Akuntansi Zahir Related posts HPP atau Harga Pokok Penjualan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau menjual suatu produk atau jasa. HPP juga dapat diartikan sebagai total biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk. Biaya produksi sendiri meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik seperti listrik dan air. Dalam penghitungan HPP, biaya-biaya tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. HPP juga dapat dianggap sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk atau jasa. Dengan mengetahui HPP, perusahaan dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi untuk memaksimalkan laba. Pentingnya Harga Pokok Penjualan HPP Untuk Bisnis Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah salah satu komponen penting perusahaan dan sangat krusial dalam menjalankan bisnis yang efisien dan menguntungkan. Berikut beberapa alasan utama mengapa memahami HPP merupakan hal yang penting dalam bisnis Menetapkan harga yang kompetitif Dengan mengetahui HPP, perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan relevan di pasaran, sehingga bisnis dapat bersaing dengan pesaing dan menarik konsumen. Mengukur profitabilitas HPP membantu menghitung laba kotor, yang merupakan indikator awal profitabilitas suatu bisnis. Dengan mengontrol dan mengoptimalkan HPP, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan terhindar dari rugi perusahaan. Pengambilan keputusan strategis Memahami HPP memungkinkan pemilik bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai investasi, ekspansi, dan strategi pemasaran. Informasi mengenai HPP juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau perubahan. Efisiensi operasional Analisis HPP yang baik dapat mengungkapkan inefisiensi dalam proses produksi atau pengadaan barang. Dengan mengatasi inefisiensi ini, perusahaan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan laba. Pengendalian biaya Mengetahui HPP setiap produk memungkinkan perusahaan untuk memonitor dan mengendalikan biaya yang terkait dengan produksi atau pembelian barang. Hal ini membantu bisnis mengurangi pemborosan dan meningkatkan keuntungan. Manajemen risiko Memahami HPP juga dapat membantu perusahaan dalam mengelola risiko fluktuasi harga bahan baku dan faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi biaya produksi. Perencanaan keuangan Memahami HPP akan memudahkan perencanaan keuangan perusahaan, termasuk proyeksi laba dan rugi, serta penetapan anggaran untuk biaya produksi atau pengadaan barang selama periode akuntansi perusahaan. Baca juga 4 Manfaat Utama Laporan Arus Kas Untuk Bisnis Anda Komponen Harga Pokok Penjualan HPP Komponen Harga Pokok Penjualan atau HPP meliputi empat elemen utama yang harus diperhitungkan untuk menghitung biaya produk yang dijual. Berikut adalah ketiga komponen tersebut Persediaan Awal Barang Dagang Ini adalah jumlah persediaan barang yang ada di gudang atau toko pada awal periode pelaporan misalnya, awal bulan atau awal tahun. Komponen persediaan awal barang dagang adalah persediaan yang mencakup produk yang sudah ada sebelum periode pelaporan dimulai dan belum dijual kepada konsumen. Persediaan awal ini akan digunakan sebagai titik awal dalam menghitung HPP. Komponen berupa stok barang ini merupakan salah satu komponen HPP yang harus diperhitungkan dengan baik, karena biaya penyimpanan stok dapat mempengaruhi besarnya HPP. Semakin besar stok barang yang disimpan, semakin besar pula biaya penyimpanannya. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mengatur stok barang dengan baik agar tidak terjadi pemborosan biaya. Pembelian Bersih Selain stok, komponen HPP yang harus tersedia adalah pembelian bersih yang merupakan jumlah total barang yang dibeli atau diproduksi selama periode pelaporan, dikurangi retur pembelian, potongan harga, dan diskon yang diberikan oleh pemasok. Komponen ini mencerminkan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang yang akan dijual selama periode tersebut. Pembelian bersih akan ditambahkan ke persediaan awal barang untuk menghitung persediaan total yang tersedia untuk dijual. Persediaan Akhir Barang Dagang Berikutnya yaitu persediaan barang akhir, yaitu jumlah persediaan yang tersisa di gudang atau toko pada akhir periode pelaporan. Persediaan barang akhir mencakup barang yang belum terjual saat periode pelaporan berakhir. Persediaan barang akhir akan dikurangkan dari jumlah persediaan total yang tersedia untuk dijual persediaan awal ditambah pembelian bersih untuk menghitung HPP. Penjualan Bersih Komponen HPP yang terakhir yaitu penjualan bersih yang merupakan jumlah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang selama periode pelaporan, setelah dikurangi retur penjualan, potongan harga, dan diskon yang diberikan kepada pelanggan. Penjualan bersih mencerminkan jumlah uang yang dihasilkan oleh perusahaan dari penjualan barang setelah dikurangi pengurangan yang terkait dengan penjualan tersebut. Cara Menghitung dan Rumus Harga Pokok Penjualan HPP Dalam rumus sederhana, HPP dapat dihitung sebagai berikut Harga Pokok Penjualan atau HPP = Persediaan Awal Barang + Pembelian Bersih – Persediaan Barang Akhir Rumus ini digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan atau biaya total barang yang dijual selama periode pelaporan. Persediaan awal barang ditambahkan dengan pembelian bersih untuk menghitung jumlah total persediaan yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut. Kemudian, persediaan barang akhir dikurangkan dari jumlah total persediaan yang tersedia untuk dijual, menghasilkan nilai HPP. Namun demikian, dalam perhitungan HPP tidak hanya itu saja yang perlu diperhatikan. Ada juga faktor lain yang harus dipertimbangkan agar hasil perhitungan lebih akurat. Salah satunya adalah biaya administrasi yang seringkali diabaikan oleh banyak orang dalam melakukan perhitungan HPP. Biaya administrasi sendiri mencakup berbagai macam jenis biaya seperti gaji pegawai bagian administrasi, biaya listrik untuk kantor, hingga pengeluaran untuk keperluan kantor seperti kertas printer atau tinta printer. Meskipun jumlahnya mungkin tidak sebesar biaya produksi, namun biaya administrasi tetap harus diperhitungkan agar hasil perhitungan HPP lebih akurat. Dengan menghitung HPP, perusahaan dapat menentukan laba kotor penjualan bersih dikurangi HPP dan laba bersih laba kotor dikurangi biaya operasional lainnya. Memahami HPP dan komponennya sangat penting untuk mengelola keuangan perusahaan, menetapkan harga yang kompetitif, serta membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Baca juga Laporan Laba Rugi vs Cash Flow Mana yang lebih Penting? Ternyata Ini Jawabannya Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Dagang, Barang, atau Jasa Berikut ini adalah contoh cara menghitung HPP Misalkan Anda memiliki sebuah toko yang menjual pakaian. Berikut adalah data yang tersedia Persediaan awal barang Rp 2. Pembelian bersih selama periode pelaporan setelah retur, potongan harga, dan diskon Rp 3. Persediaan akhir barang Rp 4. Penjualan bersih selama periode pelaporan setelah retur, potongan harga, dan diskon Rp Untuk menghitung HPP, kita akan menggunakan rumus HPP = Persediaan Awal Barang + Pembelian Bersih – Persediaan Barang Akhir Dengan memasukkan angka dari data yang tersedia, kita akan mendapatkan HPP = Rp + Rp – Rp HPP = Rp – Rp HPP = Rp Dalam contoh ini, HPP atau biaya total barang yang dijual selama periode pelaporan adalah Rp Selanjutnya, Anda dapat menghitung laba kotor dengan menggunakan penjualan bersih dan HPP Laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP Laba Kotor = Rp – Rp Laba Kotor = Rp Dalam contoh ini, laba kotor yang diperoleh dari penjualan barang selama periode pelaporan adalah Rp Dengan mengetahui laba kotor, Anda juga dapat menghitung laba bersih dan membuat keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan informasi ini. Tips Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP yang Efektif Dahulu, HPP dianggap sebagai biaya yang tidak dapat dikontrol. Namun sekarang ini, dengan adanya teknologi dan kemajuan dalam bidang manajemen produksi, HPP dapat diatur dengan melakukan perencanaan produksi dan pengendalian biaya produksi. Bagaimana cara menghitungnya? 1. Melakukan Perencanaan Produksi Agar Efisien Pertama-tama, lakukanlah perencanaan produksi secara matang. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari terjadinya pemborosan bahan baku atau tenaga kerja. Selain itu, dengan melakukan perencanaan produksi yang baik juga akan memudahkan dalam mengendalikan biaya produksi sehingga HPP dapat ditekan seminimal mungkin. 2. Mengedepankan Quality Control Kemudian, lakukan juga pengendalian kualitas produk yang dihasilkan. Dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan maka akan berdampak pada penurunan jumlah barang cacat atau rusak sehingga tidak ada lagi kebutuhan untuk memproduksinya ulang. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada turunnya biaya produksi dan pada akhirnya menekan HPP menjadi seminimal mungkin. 3. Meningkatkan Penjualan Meningkatkan penjualan juga dapat membantu dalam mengoptimalkan HPP. Semakin banyak barang terjual, maka semakin sedikit persediaan akhir yang tersisa. Hal ini akan berdampak pada HPP yang lebih bersih dan dapat meningkatkan profitabilitas bisnis. Untuk meningkatkan penjualan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan seperti melakukan promosi, memberikan diskon, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pangsa pasar. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan mengoptimalkan HPP. 4. Menghitung HPP Secara Berkala Dalam melakukan perhitungan HPP, sebaiknya dilakukan secara berkala agar bisa memantau apakah ada kenaikan atau penurunan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, kita bisa mengetahui apakah strategi yang telah kita jalankan sudah efektif dalam menekan HPP atau masih perlu ditingkatkan lagi. 5. Menggunakan Software Akuntansi atau Aplikasi Keuangan Zahir Untuk membantu dalam melakukan perhitungan harga pokok penjualan HPP, ada beberapa software akuntansi yang bisa digunakan. Salah satunya adalah Zahir Accounting yang sudah terintegrasi dengan fitur perhitungan HPP sehingga memudahkan dalam melakukan perencanaan produksi dan pengendalian biaya produksi. Perbedaan Harga Pokok Produksi HPP dan Harga Pokok Penjualan HPP Dalam dunia bisnis, terdapat dua jenis harga pokok yang sering digunakan yaitu Harga Pokok Produksi HPP dan Harga Pokok Penjualan HPP. Kedua jenis harga pokok ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam penghitungan biaya produksi. Faktor Biaya Dalam HPP, biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat produk dihitung secara detail dan akurat, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sedangkan dalam HPP, biaya produksi ditambah dengan biaya-biaya lainnya seperti biaya distribusi dan penjualan. Faktor Proses Produksi Proses produksi menjadi faktor penting dalam perbedaan antara HPP dan HPP. Dalam Harga Pokok Produksi, hanya biaya yang terkait dengan proses produksi yang dihitung, sedangkan dalam Harga Pokok Penjualan, biaya yang terkait dengan seluruh proses dari produksi hingga penjualan dihitung. Hal ini dikarenakan pada saat penghitungan harga pokok penjualan akan mempertimbangkan semua kegiatan dari awal hingga akhir ketika produk tersebut sudah sampai ke tangan konsumen. Tujuan perhitungan HPP Perbedaan lainnya adalah tujuan dari penghitungan kedua harga pokok tersebut. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa harga pokok produksi digunakan untuk menghitung nilai persediaan produk jadi. Nilai persediaan produk jadi ini sangat penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi laporan keuangan mereka. Sementara itu, Harga Pokok Penjualan digunakan untuk menghitung laba kotor dari penjualan produk. Sebagai contoh sederhana tentang perbedaan kedua jenis harga pokok ini adalah sebagai berikut. Misalnya, sebuah perusahaan memproduksi 1000 unit produk dengan biaya produksi sebesar Rp maka Harga Pokok Produksi dari setiap produk adalah Rp Jika perusahaan tersebut menjual seluruh produknya dengan harga Rp per unit, maka Harga Pokok Penjualan HPP akan mencakup biaya produksi ditambah biaya distribusi dan penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam penghitungan HPP, biaya produksi yang dihitung sangat terperinci dan akurat karena fokus pada proses produksi saja. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penghitungan nilai persediaan produk jadi sehingga laporan keuangan menjadi lebih tepat dan akurat. Sementara itu, dalam penghitungan Harga Pokok Penjualan HPP, selain biaya produksi barang atau jasa juga termasuk semua yang terkait biaya penjualan seperti promosi, transportasi, gaji sales, dan lain sebagainya. Semua biaya tersebut dianggap sebagai bagian dari HPP karena merupakan bagian dari proses penjualan. Penggunaan kedua jenis harga pokok ini dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat serta memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan secara finansial. Dengan mengetahui besarnya nilai persediaan produk jadi atau laba kotor dari penjualan produk dapat membantu manajemen dalam melakukan strategi bisnis seperti menentukan harga jual yang tepat atau membuat rencana produksi untuk periode berikutnya. Baca juga 3 Cara Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan Toko Online Anda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Pokok Penjualan HPP A. Bahan Baku Pengaruh Harga Bahan Baku terhadap HPP Salah satu faktor yang mempengaruhi harga pokok penjualan HPP adalah harga bahan baku. Hal ini sangat wajar, mengingat bahan baku merupakan salah satu komponen penting dalam produksi produk. Jika harga bahan baku naik, maka secara otomatis biaya produksi akan meningkat dan berdampak pada kenaikan HPP. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk A dengan menggunakan 1 kg tepung terigu seharga Rp10 ribu dan menjualnya seharga Rp20 ribu per unit, maka HPP untuk produk tersebut adalah Rp10 ribu. Namun jika harga tepung terigu tiba-tiba naik menjadi Rp15 ribu per kg, maka HPP untuk produk tersebut akan menjadi Rp15 ribu. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menyesuaikan harga jual agar tetap bisa mendapatkan keuntungan meskipun biaya produksinya meningkat. B. Biaya Produksi Pengaruh Biaya Produksi terhadap HPP Selain harga bahan baku, biaya produksi juga mempengaruhi besarnya HPP. Biaya produksi meliputi berbagai macam hal seperti biaya listrik, biaya air, biaya sewa gedung dan lain-lain. Semakin tinggi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula besarnya HPP. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk A dengan total biaya produksi sebesar Rp5 juta dan menjualnya seharga Rp10 juta per unit maka HPP-nya adalah Rp5 juta. Namun jika total biaya produksi naik menjadi Rp7 juta, maka HPP untuk produk tersebut akan menjadi Rp7 juta. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mengendalikan biaya produksinya agar tetap bisa menjual produk dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. C. Tingkat Produksi Pengaruh Tingkat Produksi terhadap HPP Tingkat produksi juga mempengaruhi besarnya HPP. Jika tingkat produksi meningkat, maka biaya produksi per unit produk akan menurun dan HPP akan turun. Sebaliknya, jika tingkat produksi menurun, maka biaya produksi per unit produk akan meningkat dan HPP akan naik. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk A dengan total biaya produksi sebesar Rp10 juta dan memproduksinya sebanyak 1000 unit maka biaya produksinya per unit adalah Rp10 ribu. Namun jika kemudian perusahaan berhasil meningkatkan tingkat produksinya menjadi 2000 unit tanpa menambah biaya produksinya, maka biaya produksinya per unit hanya menjadi Rp5 ribu. Hal ini berdampak pada penurunan HPP dari awalnya Rp15 ribu menjadi Rp10 ribu. D. Tingkat Persediaan Pengaruh Tingkat Persediaan terhadap HPP Terakhir, faktor yang mempengaruhi besarnya HPP adalah tingkat persediaan barang. Jika persediaan barang terlalu banyak, maka biaya penyimpanan barang akan meningkat dan berdampak pada kenaikan HPP. Sebaliknya, jika persediaan barang terlalu sedikit, maka biaya pemesanan barang akan meningkat dan berdampak pada kenaikan HPP juga. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membuat produk A dengan total biaya produksi sebesar Rp10 juta dan memiliki persediaan barang sebanyak 500 unit maka biaya penyimpanan barangnya adalah Rp2 juta. Namun jika kemudian perusahaan memutuskan untuk menambah persediaan barang menjadi 1000 unit tanpa menambah biaya penyimpanannya, maka biaya penyimpanan barangnya akan menjadi Rp4 juta. Hal ini berdampak pada kenaikan HPP dari awalnya Rp20 ribu menjadi Rp22 ribu. Kesimpulan Tentang Harga Pokok Penjualan HPP Dalam bisnis, menentukan harga jual yang tepat sangat penting untuk mencapai keuntungan maksimal. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual adalah Harga Pokok Penjualan HPP. Untuk mengoptimalkan HPP, perusahaan dapat menerapkan beberapa strategi seperti meningkatkan efisiensi produksi, memastikan quality control berjalan baik, meningkatkan penjualan, menghitung HPP secara berkala, dan menggunakan software software akuntansi atau aplikasi keuangan Zahir Online. Cara Menghitung HPP Mudah dengan Aplikasi Keuangan dan Software Akuntansi Zahir Online Kesulitan menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP karena rumit dan memakan waktu? Zahir Online Solusinya. Dengan Zahir Online, Anda akan menghemat waktu dan tenaga. Tinggalkan cara manual yang memakan waktu, fokuskan diri untuk pengembangan bisnis. Hasilkan laporan keuangan yang akurat untuk membuat keputusan strategis yang tepat. Zahir Online hadir dalam versi desktop dan mobile, sehingga Anda dapat mengakses data keuangan kapan saja dan di mana saja. Jangan tunda lagi! Gunakan Aplikasi Keuangan dan Software Akuntansi Zahir Online untuk mengoptimalkan pengelolaan keuangan bisnis Anda. Dapatkan kemudahan menghitung HPP dan pantau kinerja bisnis dengan satu aplikasi. Coba gratis hari ini. Related posts 13Oktober 2021 4.45 AM Β· Bacaan 5 menit. Liputan6.com, Jakarta Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam hal ini berarti produk adalah segala sesuatu yang mampu dihasilkan dari proses produksi berupa barang ataupun jasa yang nantinya bisa diperjualbelikan di pasar. Sedangkan, secara umum produk adalah suatu substansi Pengertian Harga – Harga merupakan nilai atau uang yang diberikan pelanggan sebagai imbalan atas penawaran tertentu yang berfungsi untuk memuaskan kebutuhan dan Keinginan mereka. Secara sederhana harga merupakan ukuran nilai yang ditukarkan pelanggan membeli suatu penawaran Harga berfungsi sebagai sebuah mekanisme ekonomi dengan memakai penawaran yang bisa didistribusikan di antara pelanggan di pasar. Hal itu juga bertindak sebagai indikator tentang sejauh mana penawaran diminta dan sejauh mana hal itu disediakan atau tersedia. Harga suatu produk merupakan nilai keseluruhan dari penawaran termasuk nilai dari semua bahan mentah dan jasa yang dipakai untuk membuat suatu penawaran. Harga layanan mempertimbangkan seluruh elemen yang terhubung dalam pembuatan layanan apa adanya. A. Pengertian Harga Berdasarkan Para Ahli1. Menurut Kotler dan Amstrong2. Menurut Philip Kotler3. Menurut Joko Untoro4. Menurut Samsul Ramli5. Menurut Imamul ArifinB. Konsep Harga1. Utility2. Nilai atau ValueC. Fungsi Harga1. Fungsi Pendistribusian Harga2. Fungsi Sinyal Harga3. Fungsi Intensif Harga4. Fungsi Transmisi HargaD. Jenis-Jenis HargaE. Tujuan Penetapan Harga1. Berbasis biaya2. Berbasis permintaan3. Berbasis laba4. Berbasis persainganF. Perbedaan antara harga dan biayaRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu EkonomiMateri Terkait A. Pengertian Harga Berdasarkan Para Ahli Supaya Anda dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai harga berikut adalah beberapa pengertian harga berdasarkan para ahli. 1. Menurut Kotler dan Amstrong Kotler dan Amstrong, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada suatu produk barang atau jasa atau jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi memperoleh manfaat dari produk tersebut. 2. Menurut Philip Kotler Kotler, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada suatu produk atau layanan jasa. Artinya bahwa harga merupakan jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah produk atau jasa. 3. Menurut Joko Untoro Joko Untoro, menyatakan bahwa harga merupakan kemampuan yang dimiliki suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang. 4. Menurut Samsul Ramli Samsul Ramli, menyatakan bahwa harga merupakan nilai relatif yang dimiliki oleh suatu produk. Nilai tersebut tidak hanya indikator secara pasti yang menunjukan besarnya sumber daya yang diperlukan guna menghasilkan produk. 5. Menurut Imamul Arifin Imamul Arifin, menyatakan bahwa harga merupakan kompensasi yang harus dibayarkan konsumen demi mendapatkan produk barang maupun jasa. B. Konsep Harga Setelah mengetahui pengertian harga, pada bagian ini akan dibahas tentang konsep dari harga itu sendiri. Di dalam Buku Manajemen dan Pemasaran Jasa karya Buchari Alma yang terbit pada tahun 2005, menyatakan bahwa di dalam teori terdapat value dan utility yang menjadi konsep penetapan harga. Berikut ini adalah beberapa konsep harga yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu 1. Utility Utility merupakan suatu atribut yang telah melekat pada suatu barang. Dengan memungkinkan barang guna memenuhi kebutuhan keinginan dan memuaskan konsumen. 2. Nilai atau Value Nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain. Nilai ini dilihat dalam situasi barter atau pertukaran barang dengan barang. Sekarang ini kegiatan perekonomian sudah tidak dilakukan secara barter lagi, melainkan memakai uang sebagai ukuran yang disebut harga. Pada bagian ini akan disajikan ulasan tentang beberapa fungsi dari harga yang perlu untuk diketahuinya, antara lain sebagai berikut 1. Fungsi Pendistribusian Harga Harga mempunyai kemampuan untuk pendistribusian sumber daya yang langka. Kelangkaan sumber daya mengakibatkan harga sumber daya menjadi tinggi, sehingga hanya pelanggan yang membeli yang menunjukan kemauan dan kemampuan. Contohnya, berlian merupakan barang mewah yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang mau dan mempunyai sumber daya keuangan yang cukup guna membelinya. 2. Fungsi Sinyal Harga Seringkali, harga penawaran bervariasi sebab volume permintaan dan penawaran pasar. Bila permintaan tinggi, tetapi penawaran rendah naka pasar secara jelas akan melihat kenaikan harganya. Contohnya emas merupakan sumber daya langka yang mengalami kenaikan harga secara konstan selama bertahun-tahun sebab permintaan meningkat. Demikian juga, bila pasar mempunyai kelebihan komoditas tertentu sebab permintaan yang lebih rendah dan penawaran yang lebih tinggi maka harganya cenderung turun. Hal itu yang memungkinkan penghapusan surplus komoditas di pasar. 3. Fungsi Intensif Harga Umumnya, saat harga komoditas naik, sebab permintaan meningkat. Hal itu memungkinkan pemasok melihat tren permintaan pelanggan yang berubah di pasar. Oleh sebab itu, mereka akan lebih memilih untuk menghasilkan penawaran tertentu sebab kemungkinan besar akan menguntungkan. 4. Fungsi Transmisi Harga Harga sendiri diketahui sebagai salah satu informasi yang harus disampaikan kepada semua pihak yang terlibat baik di pasar maupun tempat lain yang dilakukan secara bergiliran. Hal tersebut akan memungkinkan untuk para produsen dan pelanggan untuk membuat keputusan sesuai ketentuan yang telah ada dan berlaku. Contohnya pada penawaran yang berkualitas lebih mahal akan berbeda dengan penawaran yang menggunakan bahan baku yang lebih murah. Oleh sebab itu, secara umum para pelanggan akan mendapatkan informasi tersebut dari berbagai perbedaan drastis dalam harga penawaran yang serupa. Harga penawaran akan dapat membantu dalam proses pemasaran untuk menentukan jenis permintaan yang dilihat dari penawaran di pasar tersebut. Hal tersebut akan mempengaruhi hasil keputusan dari pemasok atau produsen untuk memutuskan apakah barang produksi ataupun pasokan penawaran mampu membantu mereka dalam mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan. Mari kita simak bagaimana harga pasar ditentukan. Apakah harga pasar sesuai dengan ketentuan yang telah berlalu. Ibu-ibu rumah tangga akan mengalami kesulitan apabila harga di pasar melambung tinggi. Maka sebab itu penentuan harga ditentukan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Yang artinya, apabila harga naik atau turun sampai jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Hal tersebut akan dikenal dengan sebutan harga keseimbangan. Ketentuan dimana permintaan pada suatu penawaran lebih besar dari pada penawaran, maka harga tersebut akan naik yang menyebabkan hanya pembeli yang memiliki akses penawaran yang mampu untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk membeli produk tersebut. Hal tersebut akan sampai bertemu dengan keseimbangan harga. Titik ekuilibrium sering disebut penawaran yang melebihi permintaan yang menyebabkan harga barang jatuh. D. Jenis-Jenis Harga Setelah memahami dan mengerti apa itu harga ataupun biaya, mari kita lanjut dengan jenis-jenis harga sebagai berikut 1. Harga subjektif yaitu harga yang ditetapkan oleh pendapat ataupun taksiran seseorang. 2. Harga objektif harga pasar yaitu harga yang telah disepakati antara pembeli dan penjual yang terkadang melakukan penawaran. 3. Harga pokok yaitu nilai rill untuk produk. 4. Harga jual yaitu harga yang berdasarkan dari tambahnya besaran keuntungan yang diperoleh dari penjual atau biasanya harga jual mengikuti harga pasar pada umumnya. E. Tujuan Penetapan Harga Hidup di kota-kota besar memerlukan pengeluaran yang banyak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Rata-rata masyarakat banyak yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Membuka usaha memerlukan harga yang sesuai. Harga sangatlah penting dalam melakukan transaksi jual dan beli dari produsen ke konsumen. Hal tersebut akan mempermudahkan penentuan harga dan akan terlihat untuk posisi kelayakan produk dari nilai ekonominya jika dicermati seksama dan baik-baik. Nah, berikut ini adalah beberapa tujuan dari penetapan harga yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu Kestabilan harga, yang dimana perusahaan akan memegang kendali atas harga. Selain itu usaha pengendalian harga akan diarahkan secara benar dan baik untuk mencegah terjadinya perang harga. Kejadian tersebut akan memungkinkan terjadinya permintaan yang sedang menurun secara sebagainnya. Untuk mencapai penghasilan ataupun investasi maka pada keuntungan investasi ini sudah ditetapkan. Maka untuk besar kecilnya keuntungan dari suatu investasi akan ditetapkan dari persentasenya yang setelah itu akan dilakukan penetapan harga dari barang yang telah dihasilkan Seorang pebisnis harus mempertahankan dan meningkatkan usahanya untuk mendapatkan sasaran penghasilan serta mengembangkan bisnisnya agar berkembang dengan baik. Usahakan mengikuti anjuran yang telah ada apabila memiliki bisnis. Dalam hal tersebut sekarang ini Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk penetapan harga harus sesuai dengan perhitungan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu penetapan harga mampu untuk meningkatkan laba, karena hal tersebut akan mengacu pada setiap bisnis masing-masing apakah mampu bertahan sebab setiap bisnis sangat memikirkan keuntungan yang lebih tinggi daripada pengeluarannya. Pada dasarnya penentuan harga tidak sembarangan dalam menentukan, akan tetapi harus sesuai dengan anjuran ataupun metode yang telah ada. Oleh sebab itu mari kita simak apa saya metode dalam penetapan harga. Berikut empat metode dalam penetapan harga, antara lain 1. Berbasis biaya Pada umumnya berbasis biaya ini merupakan aspek penting karena mampu mempengaruhi penawaran maupun biaya. Dimana harga akan ditentukan berdasarkan biaya produksi serta biaya pemasaran produk. Terkadang hal tersebut mampu untuk menutupi biaya langsung, laba, rugi dan overhead. 2. Berbasis permintaan Pada berbasis permintaan adalah metode yang menekankan pada berbagai jenis faktor yang mempengaruhi selera anda, maka hal tersebut akan mempengaruhi akan kemampuan dan kemauan pelanggan untuk bertransaksi. 3. Berbasis laba Berbasis laba merupakan keseimbangan biaya antara pendapatan. Maka dalam berbasis laba ini memiliki tiga pendekatan yaitu target profit pricing penetapan harga berdasarkan target keuntungan yang didapat, target return on sales pricing penetapan harga berdasarkan penjualan dan target return on investment pricing. 4. Berbasis persaingan Pada berbasis persaingan ini penetapan harga ditetapkan dengan mengikuti cara pesaing melakukan penetapan harga. Dalam hal tersebut memiliki tiga metode pendekatan yaitu sistem penjualan dibawah harga atau dikenal dengan diskon, memberi harga yang jauh tinggi tapi kualitas produk jauh lebih baik dan menyamakan harga yang tujuannya agar para pesaing tidak terlalu besar. F. Perbedaan antara harga dan biaya Ekonomi yang selalu meningkat dengan varian harga yang berbeda-beda. Pada zaman sekarang ini harga minyak goreng naik tanpa henti dan meresahkan banyak warga. Akan tetapi banyak masyarakat yang menyamakan kata harga dan biaya itu sama artinya. Pada dasarnya harga dan biaya merupakan suatu konsep yang berbeda dalam pengucapan namun berbeda dalam keuangan. Semisalnya β€œRani harus membayar mahal untuk uji sampel di laboratorium Universitas Indonesia yang baru-baru ini dia bayar”. Hal itu tertuju pada pengucapan biaya, bukan harga. Sedangkan untuk harga penawaran dimana jumlah moneter yang dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan penawaran tertentu, yang artinya biaya penawaran tersebut mempertimbangkan pengeluaran penjual dalam membuat penawaran. Artinya harga adalah menyangkut pembeli, sedangkan untuk biaya menyangkut produsen ataupun pembeli dalam melakukan transaksi tawar menawar. Zaman sekarang banyak lahan-lahan yang dibuka usaha untuk membangun perusahan-perusahan. Perusahan zaman sekarang memiliki tujuan yang berbeda akan tetapi sama-sama untuk memaksimalkan memperoleh keuntungan untuk mengurangi biaya yang kemudian akan berdampak jumlah harga itu. Artinya dalam hal tersebut mereka akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar pada umumnya. Pada ketentuan harga penawaran, dimana harga penawaran ditentukan berdasarkan ke titik yang lebih rendah maka untuk biayanya sendiri akan lebih tinggi dari harga umumnya. Oleh sebab itu banyak para perusahaan akan mengalami kerugian akibat penjualan yang tidak mampu kembali ke jumlah yang dikeluarkan dalam membuat penawaran. Apabila perusahan mengalami hal dimana harga dan biaya penawaran sama, maka perusahaan tersebut sedang mengalami titik impas yang artinya tidak menghasilkan keuntungan ataupun kerugian. Maka sebelum anda melakukan bisnis ataupun usaha sebaiknya anda harus memastikan bahwa harga yang anda tawarkan harus sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Yang artinya selain menjual atau sebagai produsen anda harus mendapatkan keuntungan dari bisnis atau usaha yang anda lakukan. Secara umum banyak para usaha ataupun perusahaan-perusahaan yang selalu melakukan pricing ataupun mencatat dan menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dan sebagainnya yang dikenal dengan sistem akuntansi. Sistem akuntansi akan membantu anda dalam pengelolaan penghasilan atau uang yang diperoleh dalam usaha. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Karena jawaban pertanyaan Barang atau hasil karya yang dihasilkan melalui keterampilan tangan disebut yang kami utarakan di atas sudah melewati proses moderasi.. Pertanyaan berikut ini Barang atau hasil karya yang dihasilkan melalui keterampilan tangan disebut sudah kami teliti dari berbagi sumber terpercaya dengan tujuan untuk menemukan jawaban yang paling tepat dan paling relevan.
Daftar Isi Pengertian Harga Pokok Penjualan HPP Komponen Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Pembelian Retur Pembelian Potongan Pembelian Potongan tunai Potongan perdagangan Beban Angkut Pembelian Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Tahap 1 Menghitung Biaya Bahan Baku Tahap 2 Menghitung Biaya Produksi Tahap 3 Menentukan Harga Pokok Produksi Tahap 4 Menghitung Harga Pokok Penjualan Contoh Soal Menentukan HPP Jakarta - Bagi kalian yang kerap melakukan aktivitas perdagangan tentunya sudah akrab dengan Harga Pokok Penjualan HPP. Tahukah kalian HPP juga dapat membantu kalian untuk menghitung laba atau rugi?Nah, detikers yuk kita simak informasi terkait harga pokok penjualan yang dapat menambah pengetahuan kalian!Harga pokok penjualan merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan keuangan bisnis. Dikutip dari buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XII oleh Basuki Darsono, Harga Pokok Penjualan adalah jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir pada periode Pokok Penjualan dihitung dengan mengurangi jumlah persediaan akhir dari jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli selama periode melibatkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produk, seperti biaya upah tenaga kerja langsung, biaya bahan-bahan tambahan, dan biaya-biaya lainnya yang tidak ini penting untuk diperhitungkan agar bisnis dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan memperoleh keuntungan yang sering dianggap sama, Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan sebenarnya berbeda. Harga Pokok Produksi mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead Harga Pokok Penjualan mencakup Harga Pokok Produksi yang telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan dari penjualan barang atau jasa bisnis, perhitungan Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok Produksi sangat penting untuk menentukan harga jual yang sesuai dan memperoleh keuntungan yang karena itu, bisnis harus memperhitungkan semua biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dan menambahkan keuntungan yang diinginkan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan persaingan di pasar. Dengan perhitungan yang tepat, bisnis dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari penjualan barang dan jasa yang Harga Pokok PenjualanBerikut merupakan komponen untuk menghitung HPP yang dituliskan dalam jurnal STEIPersediaan Barang DagangMerupakan barang yang tersedia dan akan dijual baik pada saat ini ataupun di masa yang akan datang. Bisa didapatkan dengan cara mengolah sendiri ataupun melakukan pembelian dari pihak umumnya kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kita akan barang ataupun jasa. Bodnar Hopwood dalam jurnal ini berpendapat bahwa pembelian merupakan proses bisnis pemilihan sumber, pemesanan dan memperoleh barang dan PembelianBisa berupa retur atau pengurangan harga yang digunakan untuk mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena terjadi cacat produk, rusak atau tidak sesuai dengan PembelianMerupakan potongan harga yang diberikan pada saat membeli barang dapat secara tunai atau kredit dengan syarat tertentu. Berikut merupakan beberapa contoh potongan pembelianPotongan tunaiBiasanya akan diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan jangka waktu kredit yang telah perdaganganBiasanya akan diberikan potongan ketika pembeli membeli dalam jumlah yang besar. Namun, biasanya sifatnya musiman dan hanya ada pada saat Angkut PembelianBiasanya juga disebut sebagai freight in atau freight paid merupakan biaya yang dibayarkan oleh pembeli untuk membayar ongkos pengiriman Menghitung Harga Pokok PenjualanBerikut merupakan cara untuk menghitung harga pokok penjualan yang terbagi dalam 4 1 Menghitung Biaya Bahan BakuBahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir bahan menghitung biaya produksi berupa bahan baku yang digunakan yaituBiaya Bahan Baku= Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku - Saldo akhir bahan bakuTahap 2 Menghitung Biaya ProduksiCara Menghitung Biaya Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan 3 biaya komponen Harga Pokok Penjualan yang pertama Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Dengan demikian, rumus menghitung biaya produksi adalah Biaya produksi= biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead ProduksiTahap 3 Menentukan Harga Pokok ProduksiCara menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan biaya produksi dan saldo awal persediaan barang kemudian dikurangi saldo akhir persediaan untuk menghitung harga pokok produksi adalahHarga Pokok Produksi= Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang - Saldo akhir persediaan barangTahap 4 Menghitung Harga Pokok PenjualanCara menghitung Harga Pokok Penjualan dengan menjumlahkan harga pokok produksi dengan persediaan barang awal kemudian dikurangi persediaan barang menghitung Harga Pokok Penjualan adalahHarga Pokok Penjualan HPP=Harga pokok produksi + Persediaan barang awal- Persediaan barang akhir Contoh Soal Menentukan HPPBerikut merupakan contoh perhitungan HPP yang mengutip dari jurnal 'Akuntansi Perhitungan Harga Pokok Penjualan Dengan Metode Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual' dan buku 'Ekonomi & Akuntansi Mengasah Kemampuan Ekonomi'.Perhitungan harga pokok penjualan Januari 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Januari maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan sebagai berikut Perhitungan total biaya produksiBiaya Bahan Baku = Tenaga Kerja = Overhead = Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead= + + harga pokok penjualanHPP = Total Biaya Produksi + 10% x Total Biaya Produksi= + 10% x + harga pokok penjualan Februari 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Februari dari PT. LG Indonesia sebanyak pcs screw AGG75620701 yang akan yang dikirim ke Indonesia secara bertahap pada tanggal yang sudah ditentukan sesuai dengan permintaan dari bagian purchasing pihak pelanggan, maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut Perhitungan total biaya produksiBiaya Bahan Baku = Tenaga Kerja = Overhead = Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead= + + harga pokok penjualanHPP = Total Biaya Produksi + 10% x Total Biaya Produksi= + 10% x + harga pokok penjualan bulan Maret 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Maret 2017 sebanyak pcs screw AGG75620701 maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut Perhitungan total biaya produksiBiaya Bahan Baku = Tenaga Kerja = Overhead = Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead= + + harga pokok penjualanHPP = Total Biaya Produksi + 10% x Total Biaya Produksi= + 10% x + Angin Segar memiliki data sebagai berikutPersediaan barang dagangan 1 Oktober 2007 selama bulan Oktober 2007 pembelian pembelian angkut pembelian barang dagangan 31 Oktober 2007 pokok penjualan pada Oktober 2007Pembelian bersih Pembelian + Beban angkut pembelian - Pengurangan harga + Potongan pembelian= + - + - Pokok Penjualan = Pembelian bersih + Persediaan barang dagangan awal - Persediaan barang dagangan akhir= + - - Simak Video "Jokowi Ungkap RI Sukses Lewati Krisis Dunia Karena Fondasi Pancasila" [GambasVideo 20detik] pal/pal KontribusiMargin Per Hari adalah Total Jual Per Unit - Biaya Variable Per Unit (Selisih) Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan. Contoh Soal BEP (Break Even Point) Bisnis Usaha. Usaha Dagang (UD) Tegar Jaya di Tahun 2017 mempunyai Data - Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut: Diketahui : Skip to content Produk Zahir AccountingZahir ERPZahir HRZahir POSPOSXPOS RestoDagang & DistribusiRitelKontraktorJasaResto & Coffee ShopTravelManufakturNirlabaMinimarketAkuntansiBisnisKeuanganMarketingLainnya Tips & TrikMarketingEtos KerjaProfesi & KarirEkonomiEntrepreneurshipCoba Zahir, Gratis Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi Home Β» Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi Pengertian Break Even Point BEP dalam Akuntansi BEP atau singkatan dari Break Even Point merupakan parameter atau patokan yang umumnya digunakan untuk menentukan apakah bisnis Anda mengalami kerugian atau keuntungan. Dalam menghitung BEP, bisa dikatakan gampang-gampang susah karena banyak hal detail yang harus dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari BEP mulai dari apa itu pengertiannya hingga cara menghitungnya, berikut penjelasan lengkapnya. Pengertian BEPDaftar Isi1 Pengertian BEP2 Manfaat BEP3 Analisis Break Dasar Anggapan Analisis Break Even 1. Adanya klasifikasi 2. Biaya tetap selalu 3. Biaya variabel selalu 4. Harga jual 5. Hanya memproduksi satu barang4 Komponen Penghitungan Dasar Break Even 1. Fixed 2. Variable 3. Selling Price5 Rumus Break Even 1. Dasar 2. Dasar Penjualan6 Cara Menghitung 1. Metode 2. Metode Kontribusi 3. Metode Grafik7 Grafik Break Even Keterangan8 Contoh Soal Menghitung Penghitungan BEP Rupiah dan Target Membuktikan Laba Yang Diperoleh9 Related posts Break Even Point BEP adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break even dan analisis hubungan biaya, volume, dan laba merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan ataupun biaya terhadap volume kegiatan. Menurut Syarifuddin Alwi 1990 239, Break Even Point BEP merupakan suatu keadaan perusahaan di mana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian namun juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atau impas. Hal ini bisa terjadi bila perusahaan dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Break Even Point BEP adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan yang bisa juga disebut pendapatan dan biaya seimbang. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point BEP biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Manfaat BEP Dari pengertian di atas, jelas dengan memahami BEP, Anda sebagai pebisnis akan merasakan beberapa manfaat dalam membaca laporan akuntansi perusahaan Anda. Lantas, apa saja manfaat dari BEP? Dirangkum dari penjelasan menurut beberapa pakar, seperti Bustami dan Nurlela 2006, serta Carter dan Usry, berikut beberapa manfaat BEP untuk bisnis Anda, yaitu Mencegah terjadinya kerugian karena perusahaan bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar biaya modal bisa tertutupi. Perusahaan juga bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar mendapatkan keuntungan. BEP juga bisa jadi kacamata bagi perusahaan agar bisa melihat berapa nilai berkurangnya penjualan, sehingga kerugian bisa dicegah. Perusahaan bisa mengetahui apa saja dampak dari adanya perubahan harga jual produk, biaya produksi barang, dan volume penjualan produk. Perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan karena bisa menentukan apa saja produk yang harus dibuat dan bisa laku di pasaran. Menjadi buku panduan dalam menyelesaikan masalah terkait produksi dan investasi. Membantu mengambil keputusan final perusahaan terkait produk, apakah harus dipertahankan atau dihapuskan saja. Analisis Break Even Menurut Bambang Riyanto 1997 359, yang dinamakan analisis impas break-even adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Dasar Anggapan Analisis Break Even Point Menurut Munawir 2012 197, ada beberapa dasar anggapan yang digunakan dalam analisis BEP seperti 1. Adanya klasifikasi biaya Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. Terhadap biaya semi variabel harus dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan analitis maupun historis. 2. Biaya tetap selalu konstan Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Pada umumnya perusahaan yang dapat berproduksi dalam jumlah besar tanpa melampaui kapasitas penuh akan dapat bekerja dengan efisien dan akan dapat menekan biaya yang terjadi termasuk biaya tetapnya. 3. Biaya variabel selalu dinamis Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional sebanding dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan. 4. Harga jual tetap Bahwa harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Hanya memproduksi satu barang Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualan sales mix akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan. Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini. 1. Fixed Cost Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. 2. Variable Cost Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. 3. Selling Price Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Rumus Break Even Point Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut. 1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang / jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas BEP = FC / P-VC 2. Dasar Penjualan Berapa Rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas FC / 1 - VC/P* Penghitungan 1 – VC/P. Istilah ini biasa juga disebut dengan nama Margin Kontribusi Per Unit. Cara Menghitung BEP Ada tiga cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung BEP. Masing-masing cara bisa diterapkan dalam kasus yang berbeda sesuai kebutuhan perusahaan. Tiga cara menghitung BEP adalah menggunakan metode persamaan, metode grafik, dan metode margin kontribusi. Berikut penjelasannya 1. Metode Persamaan Metode ini digunakan menggunakan data laporan laba rugi perusahaan. Terdapat tahapan perhitungan yang harus dilakukan menggunakan data ini, yakni dengan rumus berikut Tentukan berapa jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mencapai BEP. Gunakan rumus BEP unit = Total Biaya Tetap Fixed Cost / Harga Jual Per Unit Produk – Biaya Variabel Setiap Unit Produk Kemudian, lanjutkan dengan rumus berikut untuk mengetahui berapa pendapatan yang harus diterima agar mencapai titik impas. BEP rupiah = Total Biaya Tetap Fixed Cost/1 – Biaya Variabel Setiap Unit Produk / Harga Jual Per Unit 2. Metode Kontribusi Unit Ini merupakan cara menghitung BEP menggunakan data jumlah margin kontribusi. Apa maksudnya? Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya variabel. Metode perhitungan ini dilakukan agar perusahaan bisa tahu berapa keuntungan yang didapat dari produk yang dijual dengan mengukur hasil dari penjualan terhadap keuntungan. Perhitungan bisa dilakukan menggunakan tahapan rumus berikut Margin Kontribusi Unit = Pendapatan – Biaya Variabel Variable Cost Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi/Penjualan Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut BEP Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi Per Unit atau BEP = Biaya Tetap / Harga Jual – Biaya Variabel Untuk BEP rupiah, rumusnya BEP Rupiah = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi 3. Metode Grafik Henry Simamora 2012 menyebut, grafik BEP dapat menunjukkan hal penting bagi pengusaha. Grafik ini mampu mempermudah pengusaha mengevaluasi perubahan volume penjualan tahun lalu dan memperbaikinya di tahun yang akan datang. Grafik ini akan menunjukkan titik impas perusahaan. Sumbu X menggambar akan volume penjualan, sementara sumbu Y menggambarkan biaya. Grafik Break Even Point Grafik BEP merupakan salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan titik impas. Keterangan Garis horizontal menunjukkan volume penjualan Garis vertikal menunjukkan biaya Perpotongan garis horizontal dan vertikal adalah BEP Sisi kiri garis BEP adalah kerugian Sisi kanan garis BEP adalah laba atau profit Grafik ini bisa menjadi alat bagi pengusaha untuk melihat kondisi perusahaan. Grafik jadi alat untuk melakukan evaluasi penjualan dari tahun lalu, kemudian melakukan perubahan di tahun yang akan datang. Contoh Soal Menghitung BEP Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi Total Biaya Tetap FC senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel VC per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu Penghitungan BEP Unit BEP = FC/ P – VC BEP = / – BEP = 5000 Penghitungan BEP Rupiah dan Target Laba BEP = FC / 1 - VC/P BEP = / 1 – BEP = Dari analisis inilah, perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh target laba berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut BEP - Laba = FC + Target Laba / P - VC Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan. BEP - Laba = FC + Target Laba / P - VC BEP – Laba = + / – BEP – Laba = / BEP – Laba = unit atau BEP – Laba = Rp 720 juta didapat dari 9000 unit x Rp Membuktikan Laba Yang Diperoleh Untuk membuktikan bahwa dengan menjual unit bernilai Rp perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut ini. Penjualan Rp FC Rp Total VC Rp x 9000 unit Rp Total Biaya Rp Laba Rp Dihitung dengan cara Penjualan – FC + Total VC Kesimpulan Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang atau pendapatan yang diterima. BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis. Pada intinya, ketika menjalankan sebuah usaha pastikan ada perhitungan yang jelas. Hal ini dilakukan agar mengurangi terjadinya kesalahan atau kerugian pada sebuah perusahaan. Meskipun tidak dipungkiri, bahwa kesalahan atau kerugian itu hal yang pasti dalam sebuah usaha. Tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk memperkecil hal tersebut terjadi. Fasilitas penghitungan Break Even Point menjadi lebih mudah namun lebih komprehensif dengan kita memanfaatkan software akuntansi, coba sekarang dengan Zahir Online di sini. Related posts Konsepharga. Dalam buku Manajemen dan Pemasaran Jasa (2005) karya Buchari Alma, dalam teori ekonomi terdapat value dan utility yang menjadi konsep dalam penetapan harga. Baca juga: Harga Cabai Meroket, Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati Mengaku Omzet Turun 40 Persen. Suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang GENIUSEDUKASI SOAL DAN PEMBAHASAN EKONOMI UJIAN NASIONAL SMA IPS 2009/2010 f UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2009/2010 EKONOMI 1. Perusahaan jaket kulit "Isakuiki" di daerah 3. Dampak positif dan negatif dari penerapan "Y" berproduksi untuk memenuhi permintaan sistem ekonomi: pangsa pasar Eropa karena kualitasnya (1) Menumbuhkan Pengertianharga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi pada periode tertentu sehingga barang atau jasa tersebut siap untuk dijual. Di dalamnya berisi hal-hal yang berhubungan dengan produksi seperti alat produksi, pengadaan bahan baku, bahan pendukung produksi dan lain KugQ3Ip.
  • d30bzqss4k.pages.dev/230
  • d30bzqss4k.pages.dev/31
  • d30bzqss4k.pages.dev/376
  • d30bzqss4k.pages.dev/254
  • d30bzqss4k.pages.dev/226
  • d30bzqss4k.pages.dev/211
  • d30bzqss4k.pages.dev/80
  • d30bzqss4k.pages.dev/131
  • d30bzqss4k.pages.dev/126
  • harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan disebut