1 Mengidentifikasi isi pokok nilai cerita hikayat dengan bahasa sendiri. 2. Mengidentifikasi karakteristik hikayat. 3. Mengidentifikasi nilai nilai dalam hikayat. 4. Mengembangkan makna dan isi nilai hikayat. buatlah cerita pendek berdasarkan pengalaman mu atau orang lain dengan memperhatikan struktur dan unsur kebahasaan dalam cerpen
Materi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas bawah X terdapat kompetensi pangkal mengembangkan makna isi dan poin kisahan Jawi Klasik hikayat dan terdapat penanda menjelaskan kesesuaian nilai-poin intern hikayat dengan kehidupan saat ini pada pembelajaran di semester 1. Hal tersebut menuntut peserta didik bagi dapat etis-benar memahami isi sebuah karya sastra hikayat. Murid pelihara diharapkan sekali lagi mampu menerapakan nilai-ponten serta mengindentifikasi nilai-biji hikayat nan masih sesuai dengan umur pada saat ini. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran tersebut sering mendapat reaksi destruktif berusul peserta didik. Karya sastra hikayat merupakan karya sastra lama melayu klasik yang memperalat bahasa jawi klasik, serta menekankan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian pentolan-tokoh kerumahtanggaan cerita, sehingga bahasa yang digunakan dalam cerita sulit dipahami oleh pembaca. Kejadian tersebut di atas masih dipicu juga dengan permasalahan kurangnya aset kosa pembukaan yang dimiliki murid didik, karena minat pembiasaan membaca pesuluh masih dulu adv minim. Untuk mengatasi keadaan tersebut, dalam penataran suhu menunggangi hipotetis penelaahan CIRC dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada semester 1 di kelas X pada SMAN 1 Bergas, untuk menghasilkan kompetensi yang memuaskan. Hipotetis pembelajaran CIRC menurut Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning mengandung signifikasi seumpama suatu sikap alias perilaku bersama privat bekerja ataupun membantu di antara sesama privat struktur kerjasama yang terstruktur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Kemenangan kerja lalu dipengaruhi oleh keterlibatan berbunga setiap anggota kelompok itu sendiri. Mengenai langkah-langkah yang ditempuh hawa privat pembelajaran mengembangkan makna isi dan poin hikayat sebagai berikut Pertama, guru menerangkan pengertian karya sastra hikayat kepada siswa. Kedua, temperatur membentuk keramaian-kelompok belajar siswa secara heterogeny. Ketiga, guru mengasihkan teks narasi hikayat nan harus dibaca peserta asuh. Keempat, peserta asuh membaca keseluruhan isi cerita dan batik kata-kata sulit, selanjutnya peserta didik bersama dalam kelompok menentukan kurnia kata terik berdasarkan Kamus Osean Bahasa Indonesia. Kelima, peserta tuntun mengepas untuk menulis kembali isi cerita bersama n antipoda berdasarkan pemahaman masing-masing. Keenam, petatar didik mengganti hasil pekerjaan dengan kelompok lain dan tukar mengoreksi isi cerita hikayat. Ketujuh, master sebagai fasilitator bagi menyamakan persepsi tentang isi teks hikayat yang dibahas. Adapun kemustajaban contoh penerimaan CIRC dalam hikayat antara tak Pertama, menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa. Kedua, pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang berwatak pragmatis sesuai dengan permasalahan nan burung laut ditemui kerumahtanggaan lingkungan siswa. Ketiga, penelaahan dapat menumbuhkan interaksi sosial peserta didik, seperti; kerjasama, ketabahan, komunikatif, perseptif. ipa2/zal Guru SMAN 1 Bergas Kab. Semarang
Didalam cerita hikayat ada banyak sekali manfaat yang bisa kamu ambil. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat adalah nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai moral, dan nilai pendidikan. Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami tentang mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat. Sekarang kamu akan belajar untuk menganalisis nilai-nilai dalam hikayat mana yang masih seuai
Ciri-Ciri Hikayat – Pada dasarnya hikayat mempunyai fungsi untuk menghibur, sebab ceritanya yang biasa berakhir bahagia dan dimenangkan oleh tokoh berwatak baik sebagai tokoh utamanya. Hikayat ini umumnya dibaca sebagai hiburan maupun pelipur lara, serta pula untuk menumbuhkan semangat juang seseorang. Sebelum Anda mengetahui mengenai ciri-ciri hikayat, maka tentunya Anda perlu memahami makna hikayat terlebih dulu. Perlu Anda ketahui bahwa kaya “hikayat” ini berasal dari bahasa arab yakni “Haka” yang artinya bercerita atau menceritakan. Guna mengetahui secara lebih lengkap dan jelas, Anda bisa menyimak pembahasan secara lengkap dibawah ini. Mulai dari pengertian hikayat, ciri-ciri hikayat, hingga dengan contoh hikayat. A. Pengertian Hikayat Secara UmumB. Pengertian Hikayat Berdasarkan Para Ahli1. Menurut Sugiarto2. Menurut Sudjiman3. Menurut SuherliC. Ciri-ciri HikayatD. Tujuan HikayatE. Struktur Hikayat1. Abstrak2. Orientasi3. Komplikasi4. Resolusi5. KodaF. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari HikayatG. Nilai-nilai Dalam Hikayat1. Nilai Moral2. Nilai Sosial3. Nilai Agama4. Nilai Pendidikan5. Nilai BudayaH. Jenis Hikayat1. Jenis Hikayat Menurut Isinya2. Jenis Hikayat Menurut AsalnyaI. Contoh HikayatRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Bahasa IndonesiaMateri Terkait A. Pengertian Hikayat Secara Umum Secara umum, Hikayat merupakan karya sastra lama yang berbentuk prosa dengan mengisahkan kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktiannya, keanehan, dan juga mukjizat dari tokoh utama. Berdasarkan etimologis, istilah kata Hikayat berasal dari bahasa Arab, yakni “Haka”. Arti dari kata “Haka” berarti bahwa menceritakan atau bercerita. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hikayat merupakan karya sastra lama melayu yang berbentuk prosa. Di dalam hikayat berisi mengenai cerita, undang-undang, dan juga silsilah bersifat rekaan, keagamaan, biografis, maupun gabungan sifat-sifat yang dibaca sebagai pelipur lara, pembangit semangat, atau hanya sekedar meramaikan pesta. Hikayat dapat dikatakan serupa dengan cerita sejarah yang berbentuk riwayat hidup. Di dalam hikayat ada beberapa hal yang dianggap tidak masuk akal, dan penuh dengan keajaiban. Umumnya hikayat berisi cerita mengenai kesaktian, kehidupan raja, cerita antara orang baik dan orang jahat, dan cerita khayalan lainnya. Dalam hikayat pun banyak mengisahkan cerita yang berakhir bahagia dan dimenangkan tokoh utama maupun pahlawan. Wajar saja bila hikayat biasa dibaca sebagai hiburan atau pelipur lara, dan bahkan guna membangkitkan semangat juang seseorang. B. Pengertian Hikayat Berdasarkan Para Ahli Terdapat sejumlah pengertian hikayat berdasarkan para ahli, diantaranya yaitu 1. Menurut Sugiarto Kata “hikayat” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti yaitu kisah atau cerita. Pada awalnya kata ini dipakai di dalam bahasa Melayu yang makna aslinya masih melekat. Dengan begitu, tidak heran jika semua karya berbentuk prosa dalam sastra melayu lama biasa disebut hikayat. 2. Menurut Sudjiman Berdasarkan istilah, kata Hikayat di awal judul kisah membuat adanya kesalahpahaman bagi orang dulu. Karena naskah-naskah kisah Melayu ini ditulis menggunakan huruf Melayu dan Arab. Sehingga saat naskah itu disalin ke dalam huruf latin, maka kata hikayat ditulis menggunakan huruf kapital, sehingga terjadi kesalahpahaman penyalin naskah yang menganggap bahwa kata hikayat sebagai bagian dari judul kisah. 3. Menurut Suherli Hikayat ini merupakan berbagai jenis cerita rakyat yang termasuk ke dalam sebuah teks narasi. Hikayat adalah cerita melayu klasik yang menunjukkan unsur penceritaan dengan ciri-ciri berupa kesaktian dan kemustahilan dari para tokoh. Hikayat adalah bagian dari prosa lama yang mempunyai ciri-ciri, diantaranya yaitu 1. Memakai bahasa Melayu lama 2. Pralogis, artinya cerita yang terkadang sulit untuk diterima dalam akal fikiran. 3. Istana sentris, artinya pusat cerita berada di lingkungan istana. 4. Anonim, artinya prosa yang tidak jelas siapa pengarangnya. 5. Statis, artinya bersifat tetap dan baku. 6. Memakai kata arkais, artinya kata-kata yang saat ini tidak lazim untuk digunakannya, seperti kata hatta, sebermula, dan syahdan. 7. Bersifat tradisional. Umumnya ciri-ciri hikayat memang bersifat memang memiliki sifat tradisional atau meneruskan kebiasaan, dan budaya yang dianggap baik. 8. Menggunakan bahasa klise, artinya memakai bahasa secara berulang-ulang. 9. Memiliki sifat didaktis, hal itu supaya bisa mendidik dengan cukup baik secara religi maupun moral. 10. Magis, artinya pengarang membawa pembaca ke dalam dunia khayalan, sehingga nantinya pembaca akan berimajinasi secara indah. 11. Mengisahkan cerita secara universal, misalnya terdapat adanya perang baik dengan perang buruk. Nantinya peperangan itu akan memenangkan kebaikan bukan keburukan maupun kejahatan. 12. Mempunyai akhir bahagia. D. Tujuan Hikayat Berikut adalah tujuan penulisan dari teks hikayat, diantaranya yaitu 1. Sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat bagi pembaca. 2. Sebagai sarana untuk menghibur. 3. Sebagai sarana untuk meramaikan suatu acara maupun suasana. 4. Sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur. E. Struktur Hikayat Terdapat struktur penulisan dari teks hikayat, diantaranya yaitu 1. Abstrak Abstrak di dalam teks hikayat ini memiliki sifat opsional. Sehingga boleh ada dan boleh tidak ada di dalam teks hikayat. Abstrak sendiri, adalah gambaran secara umum mengenai keseluruhan dari isi hikayat. 2. Orientasi Di dalam struktur orientasi ini berisi mengenai sebuah informasi tentang latar dari cerita atau peristiwa terjadi. Informasi yang dimaksudkan berkaitan dengan ihwal siapa, dimana, kapan, dan mengapa. 3. Komplikasi Struktur Komplikasi ini berisi mengenai rangkaian sebuah peristiwa yang disusun secara kronologis, berdasarkan urutan waktu dengan mencangkup kejadian-kejadian utama yang dialami oleh tokoh. Di dalam bagian komplikasi ini juga berisi tentang konflik yang menjadi daya tarik dari sebuah cerita. 4. Resolusi Di dalam struktur resolusi berisi tentang pernyataan kesimpulan mengenai sebuah rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan pada sebelumnya. Di bagian ini pula terdapat sebuah konflik yang mulai reda dan kerap dikenal sebagai bagian pemecahan masalah. 5. Koda Koda adalah kata-kata penutup yang mempunyai fungsi sebagai kesimpulan dan penegasan kembali mengenai sebuah pesan penting yang ada di dalam isi hikayat tersebut. Struktur koda ini termasuk dalam bagian yang opsional. F. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari Hikayat Unsur-unsur yang ada di dalam hikayat ini tidak jauh berbeda dengan prosa-prosa lainnya. Hikayat sendiri dibentuk dengan memakai unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur pembagun cerita dari dalam. Sementara unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun dari luar. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik dalam sebuah hikayat, diantaranya yaitu 1. Tema, adalah sebuah gagasan yang mendasari suatu cerita. 2. Alur, adalah suatu jalinan peristiwa dalam sebuah cerita. Alur ini memiliki 3 tiga kategori yakni a. Alur maju atau lurus atau progresif, artinya peristiwa ini diceritakan secara urut mulai dari awal hingga dengan akhir. b. Alur mundur atau flashback atau regresif, artinya cerita ini dimulai dari akhir maupun tengah bagian konflik, kemudian dicari sebab-sebabnya. c. Alur campuran atau maju mundur, artinya memakai dua alur yakni alur maju dan mundur seperti novel atau roman. 3. Latar, berisi mengenai latar tempat, waktu, dan suasana yang tergambar dalam sebuah cerita. Berikut adalah sekilas penjelasan tentang latar latar tempat, waktu, dan suasana. a. Latar tempat, artinya dimana cerita ini terjadi. b. Latar waktu, artinya kapan peristiwa tersebut terjadi. c. Latar suasana, artinya bagaimana keadaan waktu cerita itu terjadi. 4. Tokoh, adalah seorang pemeran cerita. Penggambaran watak tokoh ini dikenal dengan nama penokohan. Berikut sekilas penjelasan tentang tokoh, perwatakan, dan penggambaran watak, diantaranya yakni a. Tokoh yaitu nama tokoh atau pelaku dalam hikayat. Terdapat tokoh antagonis, protagonis, dan tritagonis. b. Perwatakan yaitu watak atau sifat atau karakteristik dari para tokoh secara fisik maupun kejiwaannya. c. Penggambaran watak yaitu cara pengarang dalam menggambarkan watak tokoh, hal itu bisa Anda lakukan menggunakan 5 lima cara ini, yakni Secara langsung Secara dialog antar tokoh Tanggapan tokoh lain Jalan pikiran para tokoh Tingkah laku, dan lingkungan para tokoh. 5. Amanat, adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang lewat sebuah cerita. 6. Sudut pandang, adalah pusat pengisahan dari mana suatu cerita itu dikisahkan oleh para pencerita. Apakah dari orang pertama tokoh utama, orang pertama sebagai tokoh sampingan, orang ketiga sebagai orang serba tahu, orang ketiga sebagai tokoh utama, dan orang ketiga dalam suatu cerita atau sebagai pengamat. 7. Gaya, adalah bagaimana seorang penulis menyajikan sebuah cerita dengan memakai bahasa, serta unsur-unsur keindahan lainnya. Suatu cerita ini tidak terlepas dengan sebuah bahasa kias dan juga konotasi, seperti majas metafora, hiperbola, personifikasi, paradoks, sinekdok, sinestesia, dan lainnya. Selain unsur intrinsik, terdapat pula unsur ekstrinsik di dalam sebuah hikayat yang mempunyai hubungan dengan latar belakang dari cerita. Contohnya yaitu latar belakang adat, agama, budaya, dan lain sebagainya. Perlu Anda ketahui bahwa unsur ekstrinsik ini pula memiliki kaitan dengan nilai atau norma kehidupan dalam suatu cerita. Misalnya nilai moral, budaya, agama, dan masih banyak lagi lainnya. G. Nilai-nilai Dalam Hikayat Sebelum memahami mengenai nilai-nilai yang ada di dalam hikayat, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaanya dengan amanat. Amanat merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh pengarang lewat karya. Sedangkan nilai-nilai yaitu tuntunan perilaku atau hidup dari seseorang. Oleh sebab itu, nilai-nilai umumnya terlihat pada karakter dari tokoh cerita tersebut. Nah, berikut adalah nilai yang ada di dalam hikayat yang perlu untuk Anda ketahuinya, antara lain 1. Nilai Moral Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan baik buruknya suatu sikap atau perbuatan para tokoh di dalam hikayat. 2. Nilai Sosial Nilai sosial adalah suatu nilai yang berkaitan dengan kehidupan yang ada di dalam masyarakat. 3. Nilai Agama Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan masalah keagamaan atau hubungan seorang hambanya dengan tuhan. 4. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan merupakan nilai yang berkaitan dengan sikap dan tata laku dari seseorang melalui suatu upaya pengajaran dan latihan. 5. Nilai Budaya Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat dan kebudayaan suatu daerah yang mendasari sebuah cerita. H. Jenis Hikayat Jenis-jenis hikayat dikategorikan ke dalam 2 dua jenis, yakni jenis hikayat menurut isinya dan jenis hikayat menurut asalnya. Berikut adalah sekilas ulasannya. 1. Jenis Hikayat Menurut Isinya Jenis hikayat menurut isinya ini dibedakan menjadi 6 enam, antara lain a. Cerita Rakyat b. Cerita Jawa c. Cerita Islam d. Epos India e. Biografi dan Sejarah f. Cerita Berbingkai 2. Jenis Hikayat Menurut Asalnya Jenis hikayat menurut asalnya dibedakan menjadi 4 empat bagian, yakni 1. Melayu Asli, contohnya yaitu Hikayat Si Miskin, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Indera Bangsawan, dan Hikayat Malim Deman. 2. Pengaruh Jawa, contohnya yaitu Hikayat Weneng Pati, Hikayat Panji Semirang, dan Hikayat Indera Jaya dari cerita Anglingdarma. 3. Pengaruh Hindu atau India, contohnya yaitu Hikayat Perang Pandhawa dari cerita Mahabarata, Hikayat Sri Rama dari cerita Ramayana, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Sang Boma dari cerita Mahabarata. 4. Pengaruh Arab dan Persia, contohnya yaitu Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Amir Hamzah atau Pahlawan Islam, dan Hikayat Bachtiar. I. Contoh Hikayat Hikayat memiliki beraneka macam contoh. Nah, berikut ini telah disajikan contoh hikayat tentang Si Miskin dan Marakarma berikut ceritanya. Hikayat Si Miskin dan Marakarma Hikayat Si Miskin dan Marakarma dimulai saat seorang raja bernama keinderaan terkena sumpah dari Batara Indera. Seorang raja beserta istri menjadi hidup miskin dan sengsara dalam sebuah hutan di negeri bernama antah berantah dengan dipimpin oleh seorang raja yakni Indra Dewa. Kedua pasangan ini kerap disebut sebagai si miskin yang setiap harinya selalu memperoleh siksaan dan penganiayaan dari para penduduk sekitar. Salah satu siksaan dan penganiayaan berupa dilempari batu. Beberapa tahun kemudian, kedua pasangan ini diberikan momongan berupa anak laki-laki yang dinamai Marakarma, artinya anak dalam kesukaran. Anak kedua pasangan tersebut merupakan anak semata wayang sehingga dia selalu merawatnya dengan rasa penuh kasih sayang. Pada suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan sebuah ranjau yang isinya adalah emas yang dapat dipakai sampai ke anak cucunya. Dengan kuasa Tuhan, tempat itu berdiri sebuah kerajaan lengkap bernama Puspa Sari. Sesudah kerajaan itu berdiri, keduanya mengganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagiaan keduanya bertambah dengan hadirnya seorang anak perempuan bernama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka pun tidak luput dari kejahatan orang setempat. Misalnya perlakuan yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa, yang sangat iri dengan negeri bernama Puspa Sari dan kebaikan hati seorang rajanya. Kemudian, ia pun melakukan sebuah rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa. Ahli nujum pun terperangkap bujuman Raja Indera Angkasa dengan memberitahukan ramalan palsu yang mengatakan bahwa kedua anak dari Maharaja Indera Dewa hanya akan menimbulkan sebuah celaka untuk orang tuanya. Akibatnya, kedua anak itu diminta pergi atau keluar dari negeri Puspa Sari. Tidak membutuhkan waktu yang lama negeri Puspa Sari pun juga turut hancur dan raja beserta ratunya juga hidup miskin kembali. Keduanya kemudian berlari ke hutan. Anaknya Marakarma pun disangka sebagai seorang pencuri, lalu dibuang ke laut. Sementara itu, Nila Kesuma ditemukan oleh seorang Raja Mengindera. Setelah itu menjadi seorang istrinya dan ia pun mengganti namanya menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang hanyut di laut sampai ditelan oleh ikan pun ditemukan oleh seorang bernama Cahaya Chairani dan Nenek bernama Kabayan. Marakarma pun akhirnya hidup bersama dengan nenek kabayan tersebut. Kehidupannya sebagai penjual bunga dan Marakarma pun bertemu kembali dengan istrinya yakni Cahaya Chairani. Dia pun mengetahui bahwa Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita dari nenek. Lalu, bergegas Marakarma menjumpai adiknya dan pergi ke negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita menjadi pemungut kayu. Marakarma meminta pada Dewa untuk mengembalikan negeri Puspa Sari seperti dahulu kala. Kesaktian Marakarma ini bisa mengalahkan serangan dari negeri Antah Berantah yang dengki terhadap negeri Puspa Sari. Kemudian, Marakarma menjadi seorang raja di Palinggam Cahaya, merupakan negeri dari mertuanya dan keluarganya hidup bahagia di negeri Puspa Sari. Demikian pembahasan mengenai ciri-ciri hikayat dan lainnya. Semoga pembahasan diatas dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi pembacanya. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
1 Nilai Agama Dalam Hikayat Indera Bangsawan ditemukan penggalan kalimat "Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin".Pesan agamanya adalah Memohonlah kepada Allah dengan berdoa dan bersedekah agar dimudahkan segala urusan. Selanjutnya penggalan kalimat "Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata'ala dan berjalan dengan
Nilaiadalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, seting, dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nilai adalah nasihat kebaikan yang disampaikan secara tersirat.
- Իчኯпևጎէп лኟреፊ
- Игևዞዉтεжυշ аጳаሁиφիщ ፃοб